Minimnya Kemampuan Mengelola Keuangan, Menjadikan UMKM Susah Maju dan Berkembang
Eko Kuncoro - 22 Oktober 2023 - RagamDukuhUMKM, Sleman- Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia diperkirakan lebih dari 65 juta yang telah memberikan kontribusi 60 persen pada GDP nasional atau sekitar Rp9.000 triliun.
Namun begitu, tidak mudah bagi UMKM untuk maju dan berkembang karena minimnya kemampuan dan strategi dalam mengelola keuangan, sebab 82 persen penyebab usaha kecil tutup karena cash flow. Sehingga diperlukan pengetahuan edukasi tentang literasi keuangan.
Hal itu mengemuka dalam Kuliah Umum UGMPreneur yang diadakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM, Jumat (20/10). Hadir sebagai pembicara adalah Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, SH, dan Co Founder of Komunal Fintech, Rico Tedyono, MBA.
Tony Wenas mengatakan PTFI sebagai salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di dunia melakukan pembinaan terhadap pelaku UMKM di wilayah Papua terutama mereka yang merupakan masyarakat adat asli suku setempat. Selain program sosial kemasyarakatan, pembinaan pelaku UMKM diharapkan dapat mendukung perputaran uang yang mengalir di Papua dan nasional termasuk dari aktivitas pembelian barang dan jasa dari PTFI yang mencapai lebih dari Rp50 triliun yang dapat juga dimanfaatkan oleh pelaku UMKM Papua.
“Perputaran uang dari kegiatan PTFI sangat besar sekali di dalam negeri. Setiap tahun sekitar Rp50 triliun beredar di dalam negeri. Sejauh ini PTFI betul-betul menjadi penggerak utama ekonomi di Papua khususnya Timika. Rekan-rekan (UMKM) kita di Papua membutuhkan pembinaan yang cukup panjang sampai akhirnya kita dapat memanfaatkan barang dan jasa dari Papua,” katanya, seperti dikutip dari laman resmi UGM, Minggu (22/10).
Jumlah UMKM yang dibina oleh PTFI, sebutnya ada sebanyak 199 pengusaha, diantaranya dari 99 pelaku usaha mikro, 92 pelaku usaha kecil dan 5 pelaku usaha menengah. Sedangkan untuk jenis usaha meliputi usaha di bidang dagang dan ritel sekitar 47 persen, jasa 51 persen dan konstruksi 3 persen.
“Investasi sosial yang kita lakukan ini untuk mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan lokal dalam penyediaan barang dan jasa, meningkatkan daya saing para pengusaha dan meningkatkan penggunaan barang dan jasa lokal untuk kegiatan operasi PTFI,” katanya.
Editor: Redaksi
Komentar
Baca Juga
Bala Ternak Isi Bulan Bakti Peternakan dengan Aneka Lomba
Berita 15 hari lalu
Produk UMKM Lokal ini Tembus Pasar Global
Berita 27 hari lalu
Ingin Majukan Peternak Indonesia, Asosiasi DSL Lakukan Kawin SIlang Guna Ciptakan Domba Ras Baru
Berita 27 hari lalu
Suami Istri di Magelang Ini Tekuni Petanian Organik
Berita 28 hari lalu
Dekranasda Jateng Terus Dampingi Pengrajin Lokal Guna Genjot Produk Busana Tembus Pasar Global
Berita 1 bulan lalu
Terkini
Budidaya Anggrek Miliki Peluang Besar dan Pasar Menjanjikan
Peluang 6 hari lalu
Bala Ternak Isi Bulan Bakti Peternakan dengan Aneka Lomba
Berita 15 hari lalu
Produk UMKM Lokal ini Tembus Pasar Global
Berita 27 hari lalu
Ingin Majukan Peternak Indonesia, Asosiasi DSL Lakukan Kawin SIlang Guna Ciptakan Domba Ras Baru
Berita 27 hari lalu
Suami Istri di Magelang Ini Tekuni Petanian Organik
Berita 28 hari lalu
Dekranasda Jateng Terus Dampingi Pengrajin Lokal Guna Genjot Produk Busana Tembus Pasar Global
Berita 1 bulan lalu
Strategi Transformasi Maybank Indonesia Terus Pacu Bisnis UKM dan Perkuat Keberlanjutan
Perbankan 1 bulan lalu
One Stop Shopping Kimpul di Muntilan, Kios Makanan Sehat yang Wajib Dikunjungi
Berita 1 bulan lalu
Kementan Dukung Budi Daya Kopi Pemprov DIY dan Pemkab Sleman
Berita 3 bulan lalu
BITE Diharapkan Mampu Rangsang Pertumbuhan Investasi di Kab Magelang
Berita 3 bulan lalu
Menteri P2MI Harap Kadin Aktif Berdayakan PMI
Berita 3 bulan lalu