Sino-Nusantara Institute dan FISIP UIN Walisongo Adakan Seminar Geopolitik Timur Tengah

Sino-Nusantara Institute dan FISIP UIN Walisongo Adakan Seminar Geopolitik Timur Tengah

DUKUHUMKM, Semarang- Sino-Nusantara Institute bekerjasama dengan FISIP Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang sukses menggelar Seminar Nasional dengan tema "Indonesia, China, Barat dan Geopolitik Timur Tengah" bertempat di Theater Room Perpustakaan UIN Walisongo Semarang, Selasa, (14/5/2024) lalu.

Rektor UIN Walisongo Prof Nizar Ali mengapresiasi digelarnya acara itu. Dalam sambutan pembukanya, Prof Nizar menyinggung realitas global terkait menurunnya pengaruh Amerika di Timur Tengah. Menurutnya, hal itu perlu diimbangi adanya pengaruh kekuatan global lainnya, seperti China. 

"Menurunnya pengaruh Amerika ini kemudian diimbangi dengan menguatnya pengaruh kekuatan-kekuatan global lainnya seperti China," sebutnya. 

Seminar yang digelar secara hybrid tersebut diikuti sekitar 200 peserta baik online maupun offline. Ada tiga narasumber yang hadir, antara lain akademisi UIN Walisongo Prof. Mukhsin Djamil, Harian Suara Merdeka Gunawan Permadi serta Direktur Sino-Nusantara Institute Ahmad Syaifuddin Zuhri. 

Melihat relasi China, Barat dan negara-negara kawasan Timur Tengah, Prof Mukhsin memandang dari beragam perspektif yakni geografis, geokultural, serta geopolitik. 

"Secara geografis, tentu telah menjadi landasan gerakan dan situasinya sudah global. Katakanlah berita dari sana telah mudah diakses di wilayah manapun. Kedua, Timur Tengah sebagai wilayah geokultural memiliki karakter unik. Namun yang mendasar saat ini, dari identitas itu sulit dipahami," paparnya.

"Dari aspek geopolitik, Indonesia itu lebih banyak mempertimbangkan aspek-aspek keagamaan seperti kepentingan haji, dan lainnya," imbuhnya.
 
Gunawan Permadi dalam perspektif media menyebut bahwa framing konflik Israel-Palestina di Timur Tengah belum berubah sejak dulu. Ia katakan, persoalan framing media ini sangat serius terutama pemahaman soal kegiatan dan interpretasi kita terhadap suatu isu terutama dalam isu Timur Tengah secara tidak sadar informasi yang beredar itu dikuasai oleh media yang kapitalnya besar.


Editor: Red

Terkait

Komentar

Terkini